AMAL JAMA’I
oleh : DeeR
A. Pengertian Amal Jama’i
Dakwah bersama
jamaah adalah dakwah yang paling efektif dan sangat
bermanfaat bagi Gerakan Islam. Sebaliknya dakwah secara bersendirian
akan kurang pengaruhnya dalam usaha menanamkan
ajaran Islam pada umat manusia. Atas dasar
ini Allah S.W.T memerintahkan dalam Al-Quran
dengan firman-Nya:
Dan hendaklah ada dikalangan
kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, menyuruh pada ma’aruf
dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang
yang beruntung.” (Ali Imran:104)
Dalam ayat tersebut Allah telah memerintahkan tentang wajibnya melaksanakan
dakwah secara bersama (berjamaah) atau melaksanakan aktivitas bersama(Amal Jama’i).
Sebab ikhtiar perseorangan dengan
cara sendiri tidak
akan mampu memikul
segala tugas dan tanggung jawab dakwah dan tidak
akan berdaya melaksanakan segala tuntutan
perjuangan dakwah dalam rangka membanteras segala
kejahatan yang ada di muka
bumi dan menghancurkan akar-akar jahiliyyah. Oleh kerana itu semua aktiviti
anggota Ikhwan sejak jamaah ini didirikan selalu berbentuk
Gerakan Bersama. Dimana saja mereka tidak
pernah bergerak dan bertindak sendirian.
B. Urgensi Amal Jama’i
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”
(Q.S Al Maaidah: 2).
Amal Jama’i pada dasarnya adalah gerakan
bersama untuk mengerjakan kebajikan. Jika dilihat secara umum segala kegiatan
kebaikan dalam beribadah dan menyembah kepada Allah adalah Amal Jama’i. Namun,
hal yang sangat ditekankan dari pengertian amal jama’i secara khusus adalah
kebaikan dalam hal berdakwah. Berikut adalah urgensi dari amal jama’i :
1.
Amal jama’i merupakan “fitroh” alam. Alam
semesta beserta isinya selalu beramal jama’i karena ada satu titik pusat sedangkan yang lain patuh dan taat
mengelilingi serta mengikutinya. Seekor semut tidak akan bisa membuat sarang
sendiri tanpa bantuan koloninya.
2.
Semua muslim merupakan saudara. "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu
bersaudara, karena itu damaikanlah saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."(Qs. Al
Hujurat 10).
Layaknya suatu tubuh, semua muslim harus saling membantu satu dengan yang
lainnya. Di sisi lain, apabila salah satu disakiti maka yang lain akan mencoba
melindungi semaksimal mungkin bagian tubuh yang disakiti.
3.
Bahkan musuh-musuh islam bersatu untuk menghadapi
Islam. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada
kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (QS. Al-Baqarah: 120)
4.
Allah melarang kaum muslimin untuk bercerai
berai. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu -Karena nikmat Allah– menjadi orang-orang yang bersaudara”
(QS. Ali Imran: 103) .
C. Ciri-ciri Amal Jama’i
Yang dimaksud dengan Gerakan
Bersama adalah kegiatan yang merupakan produk suatu keputusan jama’ah yang
selaras dengan manhaj (system) yang telah ditentukan bersama, bertujuan
untuk mencapai tujuan tertentu. Ciri-ciri Gerkan Bersama ini antara
lain:
1.
Aktivitas yang akan dijalankan harus bersumber dari keputusan atau persetujuan
jama’ah.
2.
Jama’ah yang dimaksud, harus mempunyai anggaran dasar dan kepengurusan yang
tersusun rapi.
3.
Setiap tindakan dan aktivitasnya harus sesuai dengan dasar dan strategi atau
pendekatan yang telah digariskan oleh jama’ah.
4.
Seluruh tidakannya harus bertujuan untuk mencapai cita-cita yang telah
ditetapkan bersama.
D. Tujuan dari amal jama’i
hadits yang diriwayatkan
dari sahabat Nu’man ,Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Perumpamaan orang mu’min yang satu dengan
mu’min yang lain di dalam berkasih sayang dan saling mencintai karena Allah
adalah seperti satu tubuh jika satu anggota dari bagian tubuh itu yang sakit,
maka akan merasakan sakit anggota tubuh yang lain”.
1.
Distribusi pembagian tugas (Tau zii’ul ‘amal)
Kaum muslimin yang seakidah itu harus
terhimpun dalam umatan wahidah, yang masing mempunyai tugas serta tanggung
jawab sesuai dengan kemampuan, kekuasaan dan kewenangannya. Banyak manhaj yang berkembang di
Indonesia, namun hal ini justru menguntungkan Islam karena dengan jalan yang
berbeda-beda kita akan menuju ke satu tujuan yang sama. Jadi, apabila jalan
satu ditutup, masih ada jalan yang lain. Berbeda halnya jika sama jalan yang
dilewati. Sekali ditutup jalan tersebut, maka berakhirlah sudah dakwah
islamiyah ini.
2.
Meringankan beban da’wah (Tahfiiful a’baaidda’wah)
Tentu
saja dengan amal jama’i beban dakwah akan lebih ringan karena semua beban
ditanggung bersama-sama. Layaknya saat mengangkat barang yang berat, apabila
hanya diangkat satu orang maka akan sangat kesulitan, namun jika diangkat
banyak orang akan lebih ringan beban yang ditanggung per orangnya.
3.
Menumbuhkan potensi (tau thifuthaqqah)
Menumbuhkan
potensi berkaitan tentang kaderisasi. Potensi-potensi yang bisa dimunculkan
dari amal jama’i dapat membantu kelancaran dakwah islamiyah. Kaderisasi bukan
hanya dari sudut pandang dari orangnya, namun juga potensi yang ada dari
orang-orang tersebut.
Apabila dilihat dari tujuan umum ikhwanul muslimin, mempunyai beberapa
tujuan agung yaitu :
1.
Menegakkan pemerintahan Islam
2. Mewujudkan sebuah masyarakat Islam
3. Melaksanakan hokum-hukum Allah
4. Memperbaiki, membimbing ke arah hidayah dan menyelamatkan pribadi dari
segala kesesatan.
E.
Relevansi Amal Jama’i dalam
sholat berjamaah
1.
Dalam sholat berjamaah ada salah satu yang terbaik
bacaan, hafalan serta akhlaknya menjadi seorang imam. Sedangkan yang lain
menjadi makmum dibelakangnya. Hal ini juga terkandung dalam urgensi amal
jama’i. Dalam amal jama’i ada salah satu pemimpin yang memimpin kelompok
tersebut, dan harus menerapkan qiyadah wal jundiyah, maksudnya taat kepada
pemimpin. Ketika imam sujud, maka makmum ikut sujud.
2.
Dalam sholat berjamaah, apabila imam melakukan kesalahan,
maka makmum mengingatkan dengan cara dan adab yang benar. Misal imam salah
membaca surat, maka makmum membenarkannya dan apabila imam tetap belum bisa
melanjutkan surat tersebut, maka makmum berkata “subhanallah” dan imam harus
mengganti suratnya. Begitu juga dalam amal jama’i, harus ada pengingatan dari
jundinya, tapi dengan pengingatan yang baik serta membangun
3.
Dalam sholat berjamaah, semua dilakukan dengan tertib
atau urut. Begitu juga dalam gerakan amal jama’i. Sesuai dengan perintah
qiyadah dan urut dilakukan oleh jundi-jundinya.
4.
Dalam sholat berjamaah diakhiri dengan salam. Maka dalam
amal jama’i pun diakhiri dengan sesuatu yang baik
5.
Apabila tertinggal rakaat dalam sholat berjamaah, maka
makmum harus mengikuti imam di rakaat-rakaat yang belum selesai dan melengkapi
ketika imam sudah salam. Begitu juga dengan amal jama’i. Dalam amal jama’i
jundi yang “bergabung” dipertengahan bahkan diakhir pergerakan harus
menyesuaikan qiyadahnya. Lalu diakhir menyelesaikan sebagian amanah yang belum
selesai.
6.
Dalam sholat berjamaah makmum tidak boleh mendahului
imam, begitu juga jundi tidak boleh mendahului qiyadahnya.
7.
Dalam sholat berjamaah, shaf harus lurus dan rapat.
Begitu juga ukhuwah dalam amal jama’i harus lurus dan rapat agar tidak terdapat
celah permusuhan yang mungkin akan terjadi.
0 Comment "Amal Jama'i"
Post a Comment