Amal Jama'i




AMAL JAMA’I
oleh : DeeR
http://image.slidesharecdn.com/amaljamainovideo-130324224700-phpapp01/95/amal-jamai-2-638.jpg?cb=1369446378


A.    Pengertian Amal Jama’i

Dakwah bersama jamaah adalah dakwah yang paling efektif dan sangat bermanfaat bagi Gerakan Islam. Sebaliknya dakwah secara bersendirian akan kurang pengaruhnya dalam usaha menanamkan  ajaran Islam pada umat manusia. Atas dasar ini Allah S.W.T memerintahkan dalam Al-Quran dengan firman-Nya:

Dan hendaklah ada dikalangan kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, menyuruh pada ma’aruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran:104)

Dalam ayat tersebut Allah telah memerintahkan tentang wajibnya melaksanakan dakwah secara bersama (berjamaah) atau melaksanakan aktivitas bersama(Amal Jama’i). Sebab ikhtiar perseorangan dengan cara  sendiri tidak akan mampu memikul segala tugas dan tanggung jawab dakwah dan tidak akan berdaya melaksanakan segala tuntutan perjuangan dakwah dalam rangka membanteras segala kejahatan yang ada di muka bumi dan menghancurkan akar-akar jahiliyyah. Oleh kerana itu semua aktiviti anggota Ikhwan sejak jamaah ini didirikan selalu berbentuk Gerakan Bersama. Dimana saja mereka tidak pernah bergerak dan bertindak sendirian.





B.     Urgensi Amal Jama’i


Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Q.S Al Maaidah: 2).

Amal Jama’i pada dasarnya adalah gerakan bersama untuk mengerjakan kebajikan. Jika dilihat secara umum segala kegiatan kebaikan dalam beribadah dan menyembah kepada Allah adalah Amal Jama’i. Namun, hal yang sangat ditekankan dari pengertian amal jama’i secara khusus adalah kebaikan dalam hal berdakwah. Berikut adalah urgensi dari amal jama’i :
1.             Amal jama’i merupakan “fitroh” alam. Alam semesta beserta isinya selalu beramal jama’i karena ada satu titik pusat  sedangkan yang lain patuh dan taat mengelilingi serta mengikutinya. Seekor semut tidak akan bisa membuat sarang sendiri tanpa bantuan koloninya.

2.             Semua muslim merupakan saudara. "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."(Qs. Al Hujurat 10). Layaknya suatu tubuh, semua muslim harus saling membantu satu dengan yang lainnya. Di sisi lain, apabila salah satu disakiti maka yang lain akan mencoba melindungi semaksimal mungkin bagian tubuh yang disakiti.


3.             Bahkan musuh-musuh islam bersatu untuk menghadapi Islam. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (QS. Al-Baqarah: 120)

4.         Allah melarang kaum muslimin untuk bercerai berai. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu -Karena nikmat Allah– menjadi orang-orang yang bersaudara” (QS. Ali Imran: 103) .

C.    Ciri-ciri Amal Jama’i

Yang dimaksud dengan Gerakan Bersama adalah kegiatan yang merupakan produk suatu keputusan jama’ah yang selaras dengan manhaj (system) yang telah ditentukan bersama, bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Ciri-ciri Gerkan Bersama ini antara lain:
1.      Aktivitas yang akan dijalankan harus bersumber dari keputusan atau persetujuan jama’ah.
2.      Jama’ah yang dimaksud, harus mempunyai anggaran dasar dan kepengurusan yang tersusun rapi.
3.      Setiap tindakan dan aktivitasnya harus sesuai dengan dasar dan strategi atau pendekatan yang telah digariskan oleh jama’ah.
4.      Seluruh tidakannya harus bertujuan untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan bersama.







D.    Tujuan dari amal jama’i

hadits yang diriwayatkan dari sahabat Nu’man ,Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Perumpamaan orang mu’min yang satu dengan mu’min yang lain di dalam berkasih sayang dan saling mencintai karena Allah adalah seperti satu tubuh jika satu anggota dari bagian tubuh itu yang sakit, maka akan merasakan sakit anggota tubuh yang lain”.

1.      Distribusi pembagian tugas (Tau zii’ul ‘amal)
Kaum muslimin yang seakidah itu harus terhimpun dalam umatan wahidah, yang masing mempunyai tugas serta tanggung jawab sesuai dengan kemampuan, kekuasaan dan kewenangannya. Banyak manhaj yang berkembang di Indonesia, namun hal ini justru menguntungkan Islam karena dengan jalan yang berbeda-beda kita akan menuju ke satu tujuan yang sama. Jadi, apabila jalan satu ditutup, masih ada jalan yang lain. Berbeda halnya jika sama jalan yang dilewati. Sekali ditutup jalan tersebut, maka berakhirlah sudah dakwah islamiyah ini.

2.      Meringankan beban da’wah (Tahfiiful a’baaidda’wah)
Tentu saja dengan amal jama’i beban dakwah akan lebih ringan karena semua beban ditanggung bersama-sama. Layaknya saat mengangkat barang yang berat, apabila hanya diangkat satu orang maka akan sangat kesulitan, namun jika diangkat banyak orang akan lebih ringan beban yang ditanggung per orangnya.

3.      Menumbuhkan potensi (tau thifuthaqqah)
Menumbuhkan potensi berkaitan tentang kaderisasi. Potensi-potensi yang bisa dimunculkan dari amal jama’i dapat membantu kelancaran dakwah islamiyah. Kaderisasi bukan hanya dari sudut pandang dari orangnya, namun juga potensi yang ada dari orang-orang tersebut.


Apabila dilihat dari tujuan umum ikhwanul muslimin, mempunyai beberapa tujuan agung yaitu :
1.     Menegakkan pemerintahan Islam
2.     Mewujudkan sebuah masyarakat Islam
3.     Melaksanakan hokum-hukum Allah
4.     Memperbaiki, membimbing ke arah hidayah dan menyelamatkan pribadi dari segala kesesatan.

E.     Relevansi Amal Jama’i dalam sholat berjamaah


1.         Dalam sholat berjamaah ada salah satu yang terbaik bacaan, hafalan serta akhlaknya menjadi seorang imam. Sedangkan yang lain menjadi makmum dibelakangnya. Hal ini juga terkandung dalam urgensi amal jama’i. Dalam amal jama’i ada salah satu pemimpin yang memimpin kelompok tersebut, dan harus menerapkan qiyadah wal jundiyah, maksudnya taat kepada pemimpin. Ketika imam sujud, maka makmum ikut sujud.

2.         Dalam sholat berjamaah, apabila imam melakukan kesalahan, maka makmum mengingatkan dengan cara dan adab yang benar. Misal imam salah membaca surat, maka makmum membenarkannya dan apabila imam tetap belum bisa melanjutkan surat tersebut, maka makmum berkata “subhanallah” dan imam harus mengganti suratnya. Begitu juga dalam amal jama’i, harus ada pengingatan dari jundinya, tapi dengan pengingatan yang baik serta membangun

3.         Dalam sholat berjamaah, semua dilakukan dengan tertib atau urut. Begitu juga dalam gerakan amal jama’i. Sesuai dengan perintah qiyadah dan urut dilakukan oleh jundi-jundinya.

4.         Dalam sholat berjamaah diakhiri dengan salam. Maka dalam amal jama’i pun diakhiri dengan sesuatu yang baik

5.         Apabila tertinggal rakaat dalam sholat berjamaah, maka makmum harus mengikuti imam di rakaat-rakaat yang belum selesai dan melengkapi ketika imam sudah salam. Begitu juga dengan amal jama’i. Dalam amal jama’i jundi yang “bergabung” dipertengahan bahkan diakhir pergerakan harus menyesuaikan qiyadahnya. Lalu diakhir menyelesaikan sebagian amanah yang belum selesai.

6.         Dalam sholat berjamaah makmum tidak boleh mendahului imam, begitu juga jundi tidak boleh mendahului qiyadahnya.

7.         Dalam sholat berjamaah, shaf harus lurus dan rapat. Begitu juga ukhuwah dalam amal jama’i harus lurus dan rapat agar tidak terdapat celah permusuhan yang mungkin akan terjadi.




*Dikelola dari berbagai sumber

0 Comment "Amal Jama'i"